Peluang di Tengah Ketidakpastian

Statistik menunjukkan bahwa angka pengangguran di Indonesia sangat tinggi. Hal ini seakan menjadi suatu masalah yang tak pernah kunjung selesai dan situasi ini menjadi isu yang diangkat oleh politisi untuk merebut simpati voter melalui program-program yang mereka tawarkan dalam rangka mengatasi pengangguran di Indonesia. Akan tetapi, tampaknya program tersebut hanya sekedar “ayat-ayat cinta” karena bisa kita lihat sendiri, baik dari statistik maupun pengamatan kita masing-masing di lapangan, jumlah pengangguran semakin bertambah, apalagi semenjak krisis ekonomi global yang juga menerpa Indonesia.

Tulisan ini tidak dimaksudkan untuk menyudutkan posisi pemerintah, tetapi mencoba mengungkap tabir dibalik fenomena ini, dengan harapan adanya solusi yang tepat untuk menyelesaikan persoalan ini. Pada hakekatnya adalah tanggung jawab pemerintah untuk menyelesaikan permasalahan ini karena sebagaimana amanat konstitusi pasal 28D ayat 2 “setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerja.” Dalam pengejawantahannya pemerintah dalam menjalankan fungsi-fungsi pemerintahan harus menjamin ketentuan tersebut dan berusaha untuk menyediakan lapangan pekerjaan, menjamin hak-hak pekerja, dan yang terpenting mempersiapkan prakondisi yang kuat bagi rakyat agar bisa survive dalam dunia kerja.

Bicara pengangguran berarti kita membicarakan suatu kompleksitas dalam artian banyak hal yang bisa menjadi sebab dan banyak hal yang akan menjadi akibat. Untuk itu, dalam pencarian jalan keluar harus dengan pola-pola yang sistemik dalam melibatkan banyak unsur serta multidisiplin ilmu. Oleh karena itu, pemerintah tidak bisa bertarung sendirian karena pemerintah mempunyai keterbatasan. Untuk itu, sektor lain diperlukan sumbangsihnya seperti sektor swasta, sektor ketiga “Badan privat non-profit/NGO”, dan terutama sekali yaitu kreatifitas dari rakyat untuk bergerak mandiri dan memberdayakan diri sendiri dalam mencari peluang ditengah kemelut dunia kerja sekarang. Hal terakhir merupakan kunci menuju masyarakat yang mandiri, tidak menunggu tawaran pemerintah, swasta, dan organisasi non-profit tetapi mencari hal-hal baru dan peluang yang bisa menghasilkan serta produktif. Karena sejarah membuktikan bahwa lapangan kerja yang disediakan pemerintah dan swasta tidak mampu menampung seluruh pencari kerja bahkan kerap kali malah yang terjadi sebaliknya menambah pengangguran baru karena faktor PHK dan lain sebagainya.

Memang di era globalisasi ini kita dituntut untuk bisa bersaing, tidak hanya dinegara sendiri tetapi juga dengan negara lain. Oleh karena itu, kita harus mempersiapkan diri semaksimal mungkin untuk menghadapi segala ketidakpastian di masa depan, dimana segala sesuatu bisa saja terjadi. Namun, tetap saja, di tengah semua kesulitan pasti ada secercah harapan untuk bangkit dan menemukan kemenangan. Motivator ternama, Mario Teguh mengatakan bahwa “Dalam menghadapi suatu masalah, kita harus yakin kemampuan yang kita miliki lebih besar dari masalah tersebut.” Untuk itu, kita harus senantiasa optimis dan yakin akan kemampuan yang kita miliki. Banyak orang sukses mengatakan bahwa kunci keberhasilan mereka terletak pada komitmen, kerja keras, dan jangan pernah takut untuk memulai. Kira-kira setidaknya tiga hal itu lah yang harus kita miliki agar bisa sukses terutama di dunia kerja, tentunya juga hal-hal lain tidak bisa juga dinafikan seperti pendidikan, hubungan baik dengan orang lain, dll. Pemerintahpun mulai menunjukkan perhatiannya dalam mendukung hal ini, salah satunya dengan penggalakan ekonomi kreatif dan program pemberdayaan masyarakat.

Ada sebuah ungkapan yang menyebutkan bahwa bicara itu mudah, mengerjakannya mulai sedikit susah, dan yang paling susah itu adalah menjaga kelangsungannya. Oleh karena itu, memang diperlukan tekad yang bulat, konsistensi, dan upaya yang tidak setengah-setengah. Jika kita mengenali kemampuan kita dan yakin bahwa kita bisa, maka kita akan bisa melihat peluang di tengah ketidakpastian di masa depan.

Rendi Pratama

Lisuma UI

(rendi17_vr@yahoo.com)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Antara Primordialisme dan Nasionalisme

Revolusi VS Reformasi